Senin, (30/9/2019), Menindaklanjuti hasil eskavasi terhadap Benteng Maas yang merupakan salah satu Cagar Budaya Provinsi Gorontalo, sehingga digelar Diskusi Ilmiah yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Gorontalo (Fatek UG) kerjasama dengan Balai Arkeologi Sulutenggo dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulutenggo.
Kegiatan ini mendatangkan dua pembicara, yakni Romi C Hidayat, S.S dari BPCP Sulutenggo dan Irna Sapraningrum, S.S.,M.Si dari Balai Arkeologi Sulutenggo.
Keduanya, memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap Benteng Maas yang terpusat di Desa Moluo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara.
Kaitannya dengan hal ini, Dekan Fatek UG Dr. Mohammad Ramdhan Olii, ST.,M.Eng mengungkapkan, kedua pemateri diundang untuk sharing ilmu terkait sejauhmana penelitian dan pembahasan tentang Benteng Maas.

“Untuk melakukan eskavasi terkait Benteng Maas itu dibutuhkan juga ilmu keteknikan terkait Arsitek dan Sipil, bagaimana survei melalui eskavasi dan metodenya yang baik, karena untuk melakukan eskavasi atau melakukan pembukaan lam atau penggalian, metode yang baru dan bangunan lampau berbeda karena perlu kehati-hatian,”ujar Ramadhan.
Apalagi lanjut kata Ramdhan, penelitian terhadap Benteng Maas turut melibatkan Dosen Fakultas Teknik UG, Erik Yohanes, ST.,M.Sc yang bekerjasama dengan BPCP dan Balai Arkeolog Sulutenggo.
“Jadi, ini adalah salah satu bentuk kerjasama antara kedua lembaga itu dan Universitas Gorontalo, yang dilanjutkan dengan sharing Ilmu terkait Benteng Maas,” terang Ramdhan.

Dari kegiatan ini, dimana salah satu Dekan termuda di UG ini berharap, semoga wawasan terkait eskavasi untuk bangunan lampau bagi mahasiswa terbuka atau minimal berkembang,artinya eskavasi bangunan lampau dengan bangunan baru itu berbeda.
“Diharap, mereka (mahasiswa) mempunyai ilmu baru, bahwa ternyata pekerjaan arsitek selain membuat perencanaan pembangunan ternyata ada juga pekerjaan terkait dengan arkeolog yang dibutuhkan oleh masyarakat,” tutup Ramadhan.